Dalam dunia literasi, nama Rizal Mutaqin dikenal sebagai sosok yang aktif menelurkan berbagai karya yang menginspirasi. Salah satu karya terbarunya adalah buku berjudul "Filosofi Tukang Parkir". Buku ini tidak hanya menarik perhatian pembaca, tetapi juga menjadi perbincangan hangat dalam acara Kartika Podcast, di mana Rizal menceritakan asal mula dan pesan moral mendalam di balik penulisan buku tersebut. Terinspirasi dari ceramah seorang ulama besar, KH. Zainuddin MZ, buku ini mengajak kita merenung tentang kebahagiaan hidup melalui perspektif yang unik, yaitu dari sudut pandang seorang tukang parkir.
Rizal Mutaqin menjelaskan bahwa ceramah KH. Zainuddin MZ memiliki pengaruh besar dalam proses penulisan buku ini. Dalam ceramah tersebut, Kyai Zainuddin mengungkapkan bahwa orang yang paling bahagia dalam hidupnya adalah tukang parkir. Tukang parkir, menurut beliau, memiliki sifat unik yang membuatnya tidak terikat oleh hal-hal materi. Mereka melihat kendaraan yang diparkir hanya sebagai titipan, bukan sesuatu yang dimiliki secara mutlak. Filosofi inilah yang menjadi inti gagasan dalam buku "Filosofi Tukang Parkir".
Dalam bukunya, Rizal mencoba menggali lebih dalam bagaimana seorang tukang parkir mampu mengelola rasa kepemilikan dan kebahagiaan. Tukang parkir tidak merasa bahwa mobil-mobil yang dia jaga adalah miliknya. Ketika pemilik mobil mengambilnya kembali, tukang parkir tidak merasa kehilangan karena dari awal dia sadar bahwa mobil tersebut hanyalah titipan. Dari sudut pandang ini, Rizal menyoroti pentingnya rasa ikhlas dan tidak terikat dengan duniawi.
Filosofi ini relevan dengan kehidupan sehari-hari kita. Banyak orang merasa terjebak dalam lingkaran kepemilikan, merasa memiliki harta benda, kekuasaan, atau bahkan relasi yang tidak abadi. Ketika hal-hal tersebut hilang, mereka merasa hampa dan kehilangan makna hidup. Sebaliknya, seorang tukang parkir tetap tenang dan bahagia karena dia sudah terbiasa untuk tidak menggantungkan kebahagiaan pada kepemilikan.
Melalui buku "Filosofi Tukang Parkir", Rizal mengajak pembaca untuk merenungi bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada seberapa banyak yang kita miliki, tetapi pada sejauh mana kita bisa melepaskan rasa kepemilikan itu sendiri. Filosofi ini mengajarkan kita untuk bersikap ikhlas dalam menerima setiap kejadian dalam hidup, baik itu keberhasilan maupun kegagalan.
Pesan kebijaksanaan ini juga relevan di era modern yang penuh dengan persaingan materialisme. Di tengah gaya hidup yang semakin konsumtif, di mana banyak orang berlomba-lomba untuk memiliki lebih banyak, tukang parkir muncul sebagai simbol kebahagiaan yang sederhana namun mendalam. Dalam kehidupan yang semakin serba cepat, nilai-nilai seperti keikhlasan dan kesederhanaan yang diajarkan oleh tukang parkir justru menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Rizal juga menekankan pentingnya mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan. Jika kita bisa melihat hidup seperti tukang parkir yang hanya merasa dititipi, kita akan lebih mudah merasakan kedamaian. Kesedihan dan kebahagiaan akan datang dan pergi, namun dengan sikap tidak terikat, kita bisa tetap tenang dalam menghadapi segala perubahan.
Di samping itu, Rizal juga mengangkat kisah-kisah inspiratif lainnya dalam buku ini yang semakin memperkuat pesan filosofi tukang parkir. Berbagai cerita kehidupan nyata yang diungkapkan Rizal di buku ini menambah kedalaman makna dari ceramah KH. Zainuddin MZ. Dengan gaya penulisan yang sederhana namun penuh makna, Rizal berhasil menyampaikan pesan moral yang kuat kepada para pembacanya.
Melalui "Filosofi Tukang Parkir", Rizal Mutaqin menawarkan sebuah pandangan baru dalam menjalani hidup. Bukan berapa banyak yang kita miliki yang menentukan kebahagiaan, melainkan seberapa besar kita bisa melepaskan dan menerima hidup apa adanya. Filosofi ini, yang terinspirasi dari ceramah KH. Zainuddin MZ, adalah pelajaran berharga yang relevan bagi siapa saja yang ingin meraih kebahagiaan sejati.


