Ketika manusia meninggal dunia, semua harta, jabatan, dan popularitas akan tertinggal. Tidak ada satu pun yang bisa dibawa kecuali tiga hal: ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa anak yang sholeh. Inilah warisan sejati yang tak lekang oleh waktu, yang akan terus mengalir meski kita sudah tiada.
Doa anak sholeh menjadi salah satu amalan yang sangat berharga. Ia ibarat cahaya yang menerangi perjalanan kita di alam kubur. Namun, doa yang tulus dari anak tidak lahir begitu saja, melainkan merupakan hasil dari didikan, keteladanan, dan nilai karakter yang dibangun sejak kecil.
Maka, pertanyaan pentingnya adalah: bagaimana agar kita mendapatkan doa anak sholeh? Jawabannya ada pada pembentukan karakter. Anak dengan karakter baik akan tumbuh menjadi pribadi yang berbakti, peduli, dan selalu mendoakan orang tuanya, bahkan setelah orang tua tiada.
Karakter anak bukan hanya soal perilaku di rumah, tetapi juga tentang bagaimana ia berinteraksi dengan masyarakat, menghormati sesama, serta menempatkan nilai-nilai agama sebagai pegangan hidup. Semua itu dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga.
Orang tua memiliki peran utama dalam membangun karakter anak. Keteladanan jauh lebih kuat daripada sekadar nasihat. Jika orang tua membiasakan diri bersikap jujur, disiplin, dan beribadah dengan ikhlas, anak akan meniru tanpa harus banyak diajari. Anak adalah peniru ulung.
Selain keteladanan, komunikasi yang baik juga menjadi pondasi penting. Anak perlu merasa didengar dan dihargai. Dengan begitu, ia belajar mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat dan tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih sayang.
Tidak kalah penting adalah menanamkan cinta kepada ilmu. Anak yang terbiasa membaca, belajar, dan berdiskusi akan membawa manfaat luas, bahkan setelah orang tuanya tiada. Dari ilmu yang diamalkan, pahala pun akan terus mengalir.
Amal jariyah juga bisa dikenalkan sejak dini. Misalnya dengan membiasakan berbagi, menolong teman, atau menabung untuk sedekah. Anak yang terbiasa beramal akan memahami bahwa setiap kebaikan akan kembali pada dirinya dan menjadi bekal akhirat.
Membangun karakter anak bukan pekerjaan instan, melainkan proses panjang yang membutuhkan kesabaran, doa, dan konsistensi. Orang tua harus sadar bahwa apa yang ditanam hari ini akan dituai di masa depan.
Pada akhirnya, doa anak sholeh adalah hadiah terindah yang bisa dibawa orang tua ke alam kubur. Oleh karena itu, marilah kita jadikan pendidikan karakter anak sebagai prioritas utama, agar mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga menjadi sumber pahala abadi bagi orang tuanya di akhirat kelak.

