Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menyampaikan pesan inspiratif yang menyentuh publik. Dalam sebuah pernyataannya, Prabowo menegaskan bahwa dirinya memilih untuk tidak menyimpan sakit hati maupun dendam dalam hidup. Baginya, energi harus difokuskan pada hal-hal yang lebih besar dan bermanfaat bagi bangsa.
Prabowo menekankan bahwa hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dengan perasaan negatif. Menurutnya, sakit hati dan dendam hanya akan membuang energi yang seharusnya digunakan untuk membangun dan berbuat baik. Sikap ini mencerminkan pandangan hidup yang matang, sekaligus memperlihatkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang berusaha merangkul, bukan memecah belah.
Dalam pernyataannya, Prabowo juga mengungkapkan rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan. Ia merasa telah menerima begitu banyak anugerah dalam hidupnya, mulai dari kesempatan untuk mengabdi, hingga kepercayaan rakyat yang begitu besar. "Saya bersyukur, Tuhan telah memberi kepada saya terlalu banyak," ucapnya.
Rasa syukur itu, menurut Prabowo, menjadi alasan kuat baginya untuk tidak larut dalam perasaan sakit hati. Ia memilih untuk menatap ke depan dengan penuh optimisme. Bagi Prabowo, fokus utama saat ini adalah bagaimana dirinya bisa menjalankan amanah rakyat dengan sebaik-baiknya.
Pesan ini sekaligus menjadi refleksi bagi banyak orang, bahwa kedewasaan sejati bukan hanya terlihat dari pencapaian, tetapi juga dari cara seseorang menghadapi konflik, kekecewaan, dan luka masa lalu. Prabowo ingin menunjukkan bahwa kekuatan seorang pemimpin justru ada pada kemampuannya untuk mengendalikan hati.
Dalam konteks politik, sikap tersebut juga bisa dimaknai sebagai upaya membangun persatuan. Indonesia dengan segala perbedaan politik, agama, maupun budaya, membutuhkan pemimpin yang tidak terjebak pada dendam masa lalu. Dengan semangat itu, Prabowo mendorong agar semua pihak mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Lebih jauh, Prabowo menegaskan bahwa kebencian tidak pernah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sebaliknya, cinta tanah air, kerja keras, dan pengabdian tanpa pamrih akan meninggalkan warisan yang jauh lebih berarti bagi generasi mendatang.
Pernyataan ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat luas. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti pernah merasakan sakit hati atau kekecewaan. Namun, dengan memilih jalan memaafkan dan bersyukur, hidup akan terasa lebih ringan dan penuh makna.
Prabowo menutup pesannya dengan ajakan untuk tetap percaya kepada takdir Tuhan. Baginya, semua yang telah diterima dalam hidup adalah karunia yang patut disyukuri. Dengan bekal itu, ia berkomitmen untuk melangkah ke depan, membangun Indonesia yang lebih baik.
Sikap ini diharapkan bisa menjadi teladan, bukan hanya di lingkaran politik, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan meninggalkan dendam dan memperkuat rasa syukur, bangsa ini diyakini bisa melangkah lebih solid menuju masa depan yang gemilang.

