Iklan

Latest Post


Hidup Hanyalah Titipan, Jangan Pernah Menyombongkan Diri

Bhumi Literasi
Senin, 22 September 2025, September 22, 2025 WIB Last Updated 2025-09-26T22:16:27Z


Dalam kehidupan, sering kali manusia terjebak dalam rasa memiliki. Kita merasa harta, jabatan, bahkan keluarga adalah milik mutlak kita. Padahal, sejatinya semua itu hanyalah titipan dari Allah yang suatu saat bisa diambil kapan saja. KH. Zainuddin MZ pernah mengingatkan, “Siapa saja yang merasa memiliki, bersiaplah kehilangan. Dan itu menyakitkan.”

Ungkapan tersebut sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit orang yang hancur hatinya ketika kehilangan sesuatu yang dicintai, entah itu jabatan, kekayaan, atau orang yang disayang. Padahal, sejak awal kita tidak pernah benar-benar memiliki. Kita hanya dititipi, dan suatu saat harus siap mengembalikan.

Kesadaran bahwa hidup hanyalah titipan akan membuat kita lebih rendah hati. Ketika mendapat rezeki, kita tidak akan sombong karena tahu semua itu datang dari Allah. Ketika kehilangan, kita juga lebih lapang dada karena sadar, memang sudah saatnya titipan itu kembali.

Jabatan yang tinggi bukanlah bukti kehebatan diri, melainkan amanah yang harus dijaga. Begitu pula harta melimpah, bukan untuk disombongkan, tapi untuk dibagi dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Semua itu akan dimintai pertanggungjawaban kelak.

Begitu juga keluarga. Anak, istri, maupun suami adalah titipan yang harus dijaga dengan kasih sayang. Mereka bukan milik kita sepenuhnya. Ada saatnya Allah memanggil kembali, dan kita tidak punya kuasa untuk menahan. Menyadari hal ini membuat kita lebih menghargai keberadaan mereka selama masih ada.

Rasa memiliki yang berlebihan seringkali menjerat manusia dalam penderitaan. Ketika sesuatu yang dicintai hilang, hatinya hancur tak tersisa. Namun jika sejak awal kita memahami konsep titipan, maka kehilangan tidak akan terlalu melukai, karena kita sadar bahwa semua itu bukan benar-benar milik kita.

Kesombongan lahir dari rasa memiliki yang salah. Orang yang merasa memiliki jabatan akan merendahkan yang lain. Orang yang merasa memiliki harta akan merasa paling berkuasa. Padahal, semua itu bisa hilang dalam sekejap. Sejarah sudah banyak mencatat, betapa cepat roda kehidupan berputar.

Dengan menyadari hidup hanyalah titipan, kita akan lebih bijak memanfaatkan waktu. Tidak ada gunanya sombong, tidak ada faedahnya pamer. Yang ada hanyalah menabung amal kebaikan dan memperbaiki diri, agar titipan yang diberikan Allah bisa dijaga sebaik-baiknya.

Pada akhirnya, setiap titipan akan kembali pada Pemiliknya. Kita tidak bisa menolak, tidak bisa mengulur, dan tidak bisa mengelak. Yang bisa kita lakukan hanyalah menjaga sebaik mungkin dan ikhlas ketika harus melepaskan.

Semoga kita termasuk orang yang mampu menjaga amanah dan titipan Allah dengan baik, serta diberi kelapangan hati ketika kehilangan. Karena sejatinya, dunia hanya persinggahan, dan kita hanyalah penjaga sementara dari apa yang bukan milik kita.

Komentar

Tampilkan