Kolaborasi menjadi kunci penting dalam memperluas jangkauan gerakan literasi di Indonesia. Seperti yang ditunjukkan oleh Bhumi Literasi Anak Bangsa bersama Studio Ruang Tumbuh, kerja sama ini hadir sebagai bukti bahwa literasi tak pernah berhenti mencari jalan untuk menyentuh lebih banyak jiwa. Literasi tidak hanya soal membaca dan menulis, melainkan juga membangun kesadaran kolektif bahwa ilmu pengetahuan harus dapat diakses oleh semua orang.
Bhumi Literasi Anak Bangsa sejak awal berdiri berkomitmen untuk menghadirkan ruang belajar alternatif bagi anak-anak maupun masyarakat umum. Melalui berbagai program, komunitas ini berupaya menciptakan ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kehadiran Studio Ruang Tumbuh sebagai mitra kolaborasi memberikan dukungan kreatif, sehingga program literasi tidak hanya berfokus pada buku, tetapi juga merambah ke aspek visual, seni, dan ruang berekspresi.
Kolaborasi ini memperlihatkan bagaimana literasi bisa hadir dalam berbagai bentuk yang adaptif terhadap zaman. Jika dulu literasi hanya diartikan sebatas kemampuan membaca, kini literasi berkembang menjadi keterampilan hidup yang melibatkan kreativitas, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi. Dengan demikian, literasi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas, termasuk generasi muda yang akrab dengan dunia digital.
Lebih jauh, gerakan literasi yang dilakukan Bhumi Literasi Anak Bangsa dan Studio Ruang Tumbuh mengingatkan kita bahwa pengetahuan harus terus dialirkan. Tidak ada batasan ruang maupun waktu bagi upaya ini, karena setiap individu memiliki hak yang sama untuk berkembang melalui literasi. Inilah alasan mengapa kolaborasi menjadi penting: agar upaya literasi tidak berjalan sendiri, melainkan saling menguatkan demi dampak yang lebih besar.
Akhirnya, kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa literasi adalah gerakan yang hidup dan dinamis. Ia akan selalu menemukan jalan untuk menjangkau lebih banyak jiwa, melampaui batas-batas yang ada. Seperti yang disampaikan Rizal Mutaqin, pendiri Bhumi Literasi Anak Bangsa, literasi tidak pernah berhenti mencari jalan. Selama ada semangat untuk berbagi pengetahuan, gerakan ini akan terus tumbuh, menyuburkan harapan, dan membentuk generasi yang lebih berdaya.

